Media Release
#NyasarNyusurHistoryRamadhan
Sebuah Repertoar Pantomime :
= MUDIK MOVEMENT =
11 Agustus 2012, Pukul : 16.00 wib –
Tempat di Halte Masjid Alun-Alun Bandung, Depan Bank BRI
Tower
Di
Indonesia, budaya yang erat kaitannya dengan Ibadah Ramadhan dan Idul Fitri
adalah mudik, pulang balik ke kampung halaman. Meski baliknya dari kota ke
kota, tetap saja di istilahkan mudik ke kampung (halaman). Budaya ini memang
kandungan lokal yang memberi warna pada budaya Islam di Indonesia. Ada hikmah
apa dalam budaya mudik ke kampung halaman itu? Seorang pakar psikologi-sosial,
Zimbardo ; melakukan eksperimen tentang sifat orang kota dan orang
desa/kampung. Ia meletakkan sebuah mobil bagus di pinggir jalan di daerah
Bronx, New York. Kap mobil itu dibuka untuk memberi kesan mobil rusak. Mobil
bagus yang sama dengan keadaan yang sama diletakkan di pinggir jalan desa di
daerah Palo Alto, California. Dari jauh beberapa peneliti mengamati apa yang
terjadi dengan kedua mobil itu. Pada malam pertama, sekelompok anak muda
mempreteli bagian-bagian mobil yang di parkir di Bronx area. Mobil pun jadi
mirip habis kecelakaan. Beberapa orang yang lewat dan melihat mobil itu merusak
kaca, jendela, dan apa saja yang tersisa. Sebelum lewat 3 hari, mobil di Bronx
area sudah jadi barang rongsokan. Mobil yang ditinggalkan di desa bernasib
mujur. Selama beberapa hari tak ada orang yang menyentuhnya. Kecuali saat hujan
deras, seorang penduduk di dekat situ berlari menutup kap mobil untuk
melindungi mesinnya dari air hujan. Zimbardo berkesimpulan: orang kota lebih
agresif, lebih galak, dan lebih mementingkan diri sendiri dibandingkan orang
kampung karena orang kota hidup dalam masyarakat yang anonim. Maksudnya orang
kota seringkali tak kenal sesama tetangga meski rumah berdempetan. Akibatnya
antar mereka hilang keakraban sesama manusia. Dalam bahasa Islam, orang kota
telah meninggalkan silaturahmi.
Manusia
adalah makhluk yang membutuhan rasa sayang dan menyayangi. Ditinggalkannya
silaturahmi mengakibatkan kebutuhan itu tak terpenuhi, sehingga manusia kota
rentan terhadap penyakit dan stress. Al Aqra’ bin Habis melihat Nabi Muhammad
SAW mencium putrinya. Ia berkata, “Aku mempunyai 10 orang putri, tapi tak
seorang pun pernah aku cium. Lalu Nabi bersabda, ‘Mungkin Allah sudah mencabut kasih
sayang dari hatimu. Barang siapa tidak menyayangi, maka ia takkan disayangi’.
Karena kesibukan dan ego pada diri sendiri, mereka tidak sempat lagi
menyayangi, mereka kehilangan rasa kasih sayang. Kasih sayang dari manusia
maupun Tuhan. Jadi, mudik adalah kembali merengkuh kasih sayang Allah lewat
silaturahmi. Dengan mudik, insyaAllah kita kembali diingatkan kembali pada jati
diri manusia, bukan hanya sekedar hamba Allah, tetapi juga khalifatullah. Orang
yang memberi manfaat pada sesama dan semesta.
Mudik ternyata bukan hanya di Indonesia, tapi juga di negara-negara
lain, yang saya tahu di negeri China juga mengalami fenomena mudik “Imlek” yang luar biasa, setara
keruwetan dan kehebohannya dengan mudik Lebaran di Indonesia. Di Amerika juga
ada fenomena mudik yang cukup heboh, yaitu di masa-masa “Thanksgiving Day”. Secara tradisional, keluarga-keluarga di
Amerika masih menganut yang mereka sebut dengan “American value” atau “American
culture” salah satunya adalah perayaan Thanksgiving Day. Thanksgiving Day
dimaksudkan untuk mengucap syukur (sesuai namanya) atas panen yang baik di
tahun itu. Thanksgiving biasa jatuh di bulan Oktober. Perayaan ini terutama di
Amerika dan Kanada. Ditandai dengan para pekerja yang mengambil cuti 2-3 hari
dan kemudian mudik beramai ke kampung halaman mereka. Bedanya dengan fenomena
mudik di Asia adalah jumlah penduduk dan keteraturan sistem transportasi mereka
yang harus kita akui. Biasanya di saat-saat mudik Thanksgiving Day, tiket
pesawat atau kereta juga akan susah dan mahal.”
Begitulah,
budaya mudik telah menjadi semacam rutinitas tahunan di negeri kita ini yang
tentu saja, diwarnai dengan berbagai persolan di dalamnya. Mulai dari macetnya
jalan bagi mereka yang mudik dengan kendaraan sendiri [motor/mobil] ataupun
bahaya copet dan mahalnya tiket bagi mereka yang memanfaatkan jasa
angkutan umum yang berjubel.
Tapi karena dirasa betapa pentingnya makna mudik bagi kaum perantau,
mudik Lebaran tetap menjadi suatu keharusan demi menjalin kembali hubungan
emosionalitas yang sempat “terputus” dengan keluarga dan para tetangga di
kampung halamannya. Namun demikian mudik ke kampung halaman tidak semestinya
terlalu dikultuskan karena ini adalah salah satu bagian dari rutinitas Lebaran
yang mana tujuannya adalah bersilaturahmi dengan sesama umat manusia. Sedangkan
segala dosa dan kesalahan yang telah dilakukan biarlah itu menjadi urusan
manusia dengan Tuhannya secara langsung, selain dari saling memaafkan secara
ikhlas dari hati yang paling dalam.
Idul Fitri adalah sesuatu yang
khusus, didatangkan dalam waktu khusus dan dikhususkan bagi orang khusus.
Mereka itu adalah orang-orang yang dapat merasakan Idul Fitri secara khusus. Mudah-mudahan
kita yang mudik dapat kembali me-recharge hati dengan bersilaturrahim kepada
keluarga dan teman-teman di kampung halaman. Sedangkan yang tidak atau belum
sempat mudik, tetap bersilaturahim dengan tetangga sekitar agar kasih sayang
Allah SWT tetap tercurahkan…. Amin ya robbal alamin ---
SELAMAT MERAYAKAN HARI KEMENANGAN… :)
SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1433 HIJRIYAH,
MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN…
Salam Mudik Ceria :-)
Informasi
Hubungi :
-
082121770424 [Wanggi Hoediyatno]
Website
: www.wanggihoed.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar