Nyasar Nyusur History Kota Bareng Pantomim
Satugeners · Gan
Ridwan · Selasa, 1 November 2011
Bandung
(Satugen); Nyasar Nyusur History yang biasa
dilakukan Wanggi Hoediyatno Boediardjo di bilangan jalan Bragaweg akan terus
dikenang boleh jadi dirindukan oleh masyarakat Bandung. Tapi, ya karena ingin
ada sesuatu baru. Wanggi sang empu Pantomim sesuai dengan irama gerakan
Pantomim meloncat dari satu kota ke kota lain.
Kali
ini Wanggi Hoediyatno Boediardjo punya oleh-oleh buat Satugeners semua.
Hari minggu lalu kelana Nyasar Nyusur History Kota dilakukan sang empunya
Pantomim di kota Wali Cirebon. Tempat kelahiran sang empu Pantomim ini menarik
hati oleh karena kerinduan akan kota serta masyarakatnya yang khas bikin Wanggi
kerasan. Apa boleh buat! Tempat kelahiran membuat seseorang merindukan sejati
dirinya.
“Cirebon
dikenal dengan nama Kota Udang dan Kota Wali,” Ujar Wanggi “Cirebon biasa
disebut Caruban Nagari yang punya arti penanda gunung ceremai dan Grage yang
punya kesan mendalam yang bermakna sebuah negri yang luas,” Lanjutnya.
Sebagai
daerah pertemuan budaya Jawa dan Sunda sejak beberapa abad silam, masyarakat
Cirebon biasa menggunakan dua bahasa, bahasa Sunda dan Jawa. Sang Empu Pantomim
nyusur Hall Balaikota dan Alun-Alun Kejaksaan Cirebon dengan gerakan indah
melakukan cerita tanpa kata. Ekspresi tiada henti dengan iringan saxophone
perform di dua tempat dengan malam yang terang khas Cirebon.
Hmm
namanya juga Wanggi sang empu Pantomim harus ada sesuatu yang dibagikan dalam oleh-olehnya.
Wanggi ingin mengatakan “Cirebon itu asal katanya dari Caruban, dalam bahasa
Jawa; punya arti Campuran. Betapa tidak! Cirebon masyarakatnya sangat pluralis
Sunda, Jawa, Tionghoa, danb kombinasi campuran Arab,” Cerita Wanggi.
“Bisa
juga sering masyarakat Cirebon mengenal Cirebon Ci yang berarti Cai dan Rebon
berarti Udang oleh karena Udang merupakan sumber penghasilan utama bagi
masyarakatnya,” Ungkap Wanggi.
Inilah
perjalanan tiada henti dari sang empu Pantomim dengan melakukan nyasar Nyusur
di kota-kota bersejarah. Wanggi akan terus dikenang dan dirindukan oleh
masyarakat setempat oleh karena dia membuat sisi lain kota menjadi menarik dan
indah. Moga saja ini menjadi pembelajaran bagi semua masyarakat. Betapa kota
adalah ruang publik yang harus kita lestari dan dijaga keindahannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar