Peringatan Hari Pantomim Sedunia di Kota Bandung: Pusat Studi Mime Wanggi Hoed Gelar Pameran
Mochamad Fazhri Syamsi- 27 Maret 2023.
Literasi News – Telah 12 tahun Hari Pantomim Sedunia di Indonesia dirayakan. Sebagai ruang merayakan keheningan mahkluk hidup pada peradaban yang dalam kondisi krisis setelah pegebluk saat ini.
Pada tahun 2023 ini, Hari Pantomim Sedunia menampilkan Pameran poster karya pertunjukan dari 19 Titik kota dan negara yang telah masuk dalam kurasi bulan februari hingga maret dengan tema global “2023 THE YEAR OF THE GREATEST MIMES” yang dicetuskan World Mime Organisation.
Untuk mewujudkan perayaan Hari Pantomim Sedunia tersebut, Pusat Studi Mime Wanggi Hoed berkolaborasi dengan Red Raws Center dan Kolaborator lainnya menyelenggarakan pameran poster dan arsip pertunjukan Pantomim dan Bincang Seni “membicarakan Pantomim, Kolaborasi dan Ruang”di Pasar Antik Cikapundung lantai 3 blok FC 1, Kota Bandung , Sabtu 25 Maret 2023.
Dalam Bincang Seni yang merupakan rangkaian acara dari Hari Pantomime Sedunia ini diisi oleh beberapa tokoh pantomim Indonesia di berbagai daerah seperti Wanggi Hoed (Pusat Studi Mime Wanggi Hoed, Bandung) , Alfan Tomim (Sekolah Pantomim Nusantara, Jombang), dan Farid Muhamad (Mime, Kediri).
Kegiatan Pameran tersebut diselenggarakan pada 20 Maret 2023 hingga 20 April 2023 dan merupakan rangkaian acara dari Hari Pantomim Sedunia.
Alfan Tomim, Sekolah Pantomim Nusantara, Ia mengatakan ia mendirikan Sekolah Pantomim Nusantara sebagai sarana ruang berekspresi anak-anak terhadap imajinasi mereka.
“Hampir setiap minggu, satu minggu sekali setiap hari jumat kami bertemu dengan anak –anak, berdiskusi dengan anak-anak. Bagaimana anak-anak menjadikan pantomime menjadi media untuk membebaskan kemerdekaan mereka,” ungkap Alfan saat diskusi di Markas Red Raws Center, Pasar Antik Cikapundung, Sabtu 25 Maret.
Mereka Berfokus untuk mengembangkan pantomim ini untuk isu-isu anak-anak dan Disabilitas. Ia menganggap pantomime dirasakan bagus sebagai media penyaluran ekspresi bagi anak-anak.
Farid Muhamad, Aktor Mime dari Kediri dengan latar belakang jurusan Psikologi, Ia menganggap bahwa pantomime merupakan wujud visualisasi rasa kebentuk olah tubuh yaitu pantomime.
Pertama kali ia berpantomime ialah pada saat ia kuliah lalu masuk teater, lalu ia ingin melakukan pertunjukan secara mandiri, lalu ialah memilih pantomime hingga sekarang.
“di Kuliah terlalu di tentuin jamnya ini itu ini itu, dan aku gak bisa jadi lebih ke komunitas teater diluar. di teater ini diajari ini ini tapi aku menangkap hal itu sebagai aku ikut tetaer enggak. Tapi aku nyoba sendiri lebih ke perfom art. oh bukan, nanti aku pake make up dan pantomime,” Kata Farid.
Dalam hal ini, Ia menjadi actor pantomime yang pertama ada di Kediri. Menurut keterangan dia Secara spesifik di Kediri belum ada komunitas pantomime yang menaunginya.
Berbeda dengan mereka, Wanggi Hoed lebih memilih Pantomime sebagai media untuk menyuarakan isu-isu yang tak pernah didengar Seperti Isu HAM dan Ekologi.
“Pada saat saya mencari literasi pantomime, sepertinya saya ketipu dengan komedi ini. Karena komedi ini sudah setiap hari dalam kehidupan, menertawakan apapunlah ya,” ungkapnya.
Awalnya ia merasa tertipu dengan pantomime yang selama ini hanya dibalut dengan komedi, namun saat ia mencari latar belakang pantomime tersebut, ia sadar bahwa pantomime sendiri merupakan ruang untuk memberikan pesan lewat gerak tubuh.
Ia berpendapat Karena pantomime sendiri banyak ekspresi di dalamnya, kenapa pada akhirnya ada tawa dan sedih.
“Imajinasi itu bukan hanya yang ada dalam pikiran, tetapi imajinasi juga apa yang kita lihat dan realitaskan” Tambahnya.
Selain itu, Kegiatan tersebut menampilkan Pertunjukan Seni Pantomim dan juga penampilan seni lainnya dari seniman lokal bandung seperti Rattimaya ,Lumensplay, dan Nil Saujana.
Hal tersebut menjadi upaya baik untuk menumbuhkan ekosistem seni pantomime yang ada di Indonesia.
Selain itu tahun ini adalah tahun diperingati 100 tahun Marcel Marceu dan 125 tahun Etienne Decroux sebagai perayaan dan penghormatan kepada karya dan pemikiran mereka terhadap pantomime.
Hari Pantomim sedunia diperingati sejak 2011 dan diikuti 40 negara di 4 benua hingga saat ini termasuk Bandung, Indonesia.***
Sumber berita dari Literasi News dot com
https://literasinews.pikiran-rakyat.com/peristiwa/pr-926481165/peringatan-hari-pantomim-sedunia-di-kota-bandung-pusat-studi-mime-wanggi-hoed-gelar-pameran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar