Monday, 03 June 2013 11:39
MALANG - Seniman tari dan sirkus Prancis dan Indonesia berkolaborasi
membawakan keindahan musim semi Prancis di Helipad Universitas
Muhammadiyah Malang (UMM), Senin (3/6). Pertunjukan sirkus gratis oleh
kelompok Chabatz d’ Entrar itu disajikan lima orang yang terdiri dari
tiga orang Prancis dan dua orang Indonesia. Sepanjang pertunjukan,
penonton yang mayoritas mahasiswa itu tak henti berdecak kagum melihat
kelincahan para penari yang berdiri diatas egrang setinggi lebih dari
1,5 meter itu.
Atraksi bertajuk Primtemps Francais ini merupakan hasil kerjasama
Institut Français Indonesia (IFI) dengan UMM. IFI merupakan badan di
bawah Kedutaan Besar Prancis di Indonesia yang sering menggelar acara
budaya. Kali ini IFI menggelar festival budaya di 13 kota di Indonesia,
salah satunya Malang.
Menurut Penanggung jawab budaya IFI Surabaya, Ramenda Krisna, fetsival
seni budaya Prancis ini baru kali pertama digelar di Malang. ”Festival
ini sudah kali ke sembilan digelar di Indonesia, dan baru kali ini
digelar di Malang,” ujarnya pada Malang Post.
Pertunjukannya merupakan kreasi baru yang khusus dibuat untuk Indonesia.
Dengan judul Di Sini, Sekarang dan di Sana, para pemain membawakan
sirkus kontemporer dengan sempurna dan penuh makna. Penampilan
pertunjukan kali ini menggunakan beberapa unsur alam berasal dari
Indonesia seperti bambu untuk egrang, karpet (tikar) pandan sedangkan
kostum memadupadankan batik dan kain Prancis.
Cerita yang dibawakan dalam sirkus kontemporter tersebut berkisah
tentang keadaan alam yang digambarkan di hutan menuju keadaan sekarang
yang bising, dengan kesibukan masing-masing orang di bumi. Sedangkan
tema besarnya adalah tentang keseimbangan antara apa yang ada di alam
dan apa yang kita lakukan sekarang.
“Ketika kita mengikuti modernitas bukan berarti kita meninggalkan yang
sudah kita punya seperti tradisi, alam dan yang lain,” terang Permata
salah satu seniman Indonesia yang ikut bergabung dalam pertunjukan itu.
Dalam cerita ini masing-masing orang memiliki karakter yang
berbeda-beda. Namun demikian, penonton bisa bebas mengintepretasikan
makna dari pesan yang ada. Melihat antusiasme penonton di UMM, Krisna
berjanji akan lebih sering membawa misi budaya ke kampus ini. “Tidak
menutup kemungkinan kita akan tawarkan untuk membuka Warung Prancis di
sini,” kata alumni UMM jurusan Ilmu Komunikasi ini. Warung Prancis
adalah istilah Corner yang didirikan kedutaan Prancis untuk
kampus-kampus di Indonesia. (oci/nda)
website : http://www.malang-post.com/edupolitan/68032-primtemps-francais-sirkus-perkawinan-budaya-indonesia-dan-prancis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar