Selasa, 17 Desember 2019

MIXI MIME FESTIVAL 2017 - MERAWAT PANTOMIM UNTUK SEMUA. 12 TAHUN MIXI IMAJIMIMETHEATRE INDONESIA



MERAWAT PANTOMIM UNTUK SEMUA
Penulis : Agus Bebeng






051219-Mixi1_Beb.jpg
Aksi para seniman pantomim pada Mixi Mime Festival 2019 di Bandung, Senin (2/12) malam. (Foto-foto: Agus Bebeng/bandungkiwari)
BANDUNG, Tawa, kesedihan dan perenungan bertumpang tindih pada keremangan malam yang dingin membekukan area kantung kesenian Celah Celah Langit Bandung. Manusia-manusia tanpa kata hadir meruang Senin (2/12) malam dalam perhelatan 'Mixi Mime Festival 2019'.

Sebuah mini festival yang digagas para pelaku dan pecinta seni Pantomim itu mengangkat tajuk 'Daya Sukma: Pantomim Untuk Semua'. Festival Pantomim yang sederhana tersebut merupakan hajatan dari kelompok Mixi Imajimimetheatre Indonesia yang merayakan 12 tahun mereka mewarnai kancah Pantomim Indonesia sejak 11 November 2007.

051219-Mixi2_Beb.jpg
Tidak ada keriuhan yang mewarnai ulang tahun mereka selama 2 hari itu. Sejatinya mereka mampu menghadirkan para pelaku dan pecinta seni Pantomim dari luar area mereka selama ini. Namun meski sederhana dan hanya dihadiri lingkungan mereka sendiri, energi 12 tahun melarung dalam seni tanpa kata ini patut diapresiasi.

Kehangatan persaudaraan yang dihadiri para seniman muda ini menjadi tungku yang terus menyalakan semangat perjuangan dan perlawanan Pantomim dalam wacana seni di Bandung, pun Indonesia.

051219-Mixi3_Beb.jpg
Dalam kesederhanaan itu mereka mampu membuat pameran, pementasan, pemutaran film, workshop dan diskusi yang melibatkan beberapa orang terkenal dalam kancah Pantomim.

Tercatat nama seperti; Nur Iswantara pemerhati dan penulis buku Pantomim, Gendis A. Utoyo, Dede Dablo, Mumu Zainal Muttaqin, Sopiyah Opoy & Friend's, Wanggi Hoed, Asytar, Rhamanda Yudha Pratomo, Bib Sokonggo terlibat dalam percakapan dan praktik menghidupkan Pantomim.



"Mixi Mime Festival 2019 sebuah festival pertemuan dan silaturahmi karya para pantomimer khususnya di Bandung dan umumnya di Indonesia," ucap Wanggi Hoed pelaksana acara tersebut. Tema Daya Sukma – ‘Pantomim Untuk Semua’ menurut Wanggi merupakan gagasan dari perjalanan Mixi Imajimimetheatre menjelajahi 12 tahun perjalanan kekaryaan mereka.

"Daya Sukma sendiri bagian dari manifestasi sunyi, yang artinya pergerakan atau aktivitas dari kehidupan yang berdaya (energi), yang didalamnya hadir sukma (jiwa) sebagai nyawa yang terus hidup bagi semua manusia," tegasnya pada acara bedah Buku Pantomim bersama Nur Iswantara, penulis buku 'Wajah Pantomim Indonesia dan Metode Pembelajaran Pantomim Indonesia'.




Nurswantara, dalam kesempatan bedah buku, mengurai dua buku yang diterbitkannya dalam berbagai aspek kajian. Dirinya mengenalkan pelaku, konsep dan metodologi pembelajaran Pantomim kepada para peserta diskusi.
Selain membahas tentang buku Pantomim, disinggung pula pengaruh dan perkembangan Pantomim di Indonesia.

"Dalam perkembangannya kita bisa melihat, apakah para aktor itu pure mengadopsi akan memiliki warna atau dirinya sudah mengolah," ucap Nur.

Berbeda halnya dengan Jemek Supardi. Menurut Nur, Jemek itu untuk mengutarakan dirinya sendiri susah, pada titik itu lingkungan terutama teman-temannya yang harus memahami. Namun pada titik itulah kekaryaan Jemek sangat murni.




Pada sisi lain dirinya pun menyinggung tentang tidak adanya aktor pantomim perempuan yang konsisten menekuni dunia simbolik ini. Nur Iswantara berharap Gendis A. Utoyo mampu melakukan itu, sehingga akan hadir Pantomim perempuan di Indonesia.

Sementara itu menurut Gendis, kelompok Sena Didi Mime yang didirikan pada kurun waktu 1987 oleh Sena A. Utoyo dan Didi Petet memang memiliki pengaruh dari luar, terutama dari tokoh Pantomim dunia yakni; Milan Sladek.

"Bapak (Sena A. Utoyo) pernah belajar di Jerman, tetapi perkayuan, bukan seni. Namun karena minatnya pada Seni, sekolahnya tidak dilanjutkan. Malah akhirnya memiliki kedekatan dengan profesor Milan Sladek. Disitulah Milan memberikan influence kepada bapak dan om Didi (Petet)," ujarnya.

Terlepas dari bahasan diskusi, acara 'Mixi Mime Festival 2019' memang menarik untuk diperbincangkan, terutama ketika membahas Pantomim Indonesia yang punya warna dan karakter sendiri.



Pegiat seni dan aktor teater Iman Soleh, menjelaskan bagaimana pentingnya Pantomim Indonesia memiliki 'wajah' yang berbeda dengan Pantomim lain.
Terutama jika menyikapi khasanah kekayaan n
yang punya beragam budaya yang mampu digali lebih dalam dengan pendekatan Pantomim. "Ketika seniman Pantomim pergi ke luar negeri dan tampil akan memberikan wacana yang berbeda," ucap Iman.

Acara 'Mixi Mime Festival 2019', memang telah usai. Namun percakapan tanpa kesimpulan dalam proses ziarah tubuh para aktor Pantomim memberikan pekerjaan rumah yang besar. Mengutip kalimat Nur Iswantara, bagaimana upaya kedepan agar Pantomim mampu menjadi virus yang mampu membangun karakter bangsa. Wacana pendidikan menjadi hal menarik membangun peradaban Pantomim bukan hanya hadir sekedar estetik.

Ribuan kalimat, pernyataan dan pertanyaan yang berkeliaran reda ketika Senin (2/12) malam para aktor mulai menembakkan pesan kemanusiaan dengan gerak. Tubuh-tubuh naratif itu mengungkap sisi terdalam fragmen kehidupan. Kata memang mati malam itu, tetapi imajinasi tumbuh liar seperti ilalang di kota-kota yang gersang.

Repertoar para pantomimer malam itu menjelaskan kalimat yang pernah diucapkan Sena A. Utoyo: 'Bergerak melalui rasa dan pikiran tanpa hambatan batin' (Agus Bebeng).


Sumber tulisan : https://kumparan.com/bandungkiwari/merawat-pantomim-untuk-semua-1sNox94VheC


Pantomim di Bioskop






Hanya di Tur Mime Tipis Tipis 2019 (CGV Cinema PVJ Bandung)

Pantomim di bioskop
Pantomim dimana saja
Pantomim dimana-mana
Pantomim untuk semua •

• SUNYI YANG DI AMINI •
"Kita semua bergerak dalam kesunyian, sebab kita (manusia) punya dunia sunyi masing-masing. Sebab karena karya kita dalam ruang sunyi itu, dunia akan tahu dan mengamininya, dari itu semua kita cukup pahami saja bahwa berkarya dalam senyap menyelamatkan kita dari sifat yang buruk. Mengabdi dalam sepi (sunyi) menjauhkan kita dari pamrih. Dan berbakti dalam hening mempertegas ikhlas, lalu kita akan terus menenun sunyi dan menyebarkannya ke segala penjuru ruang dimensi. Aku belajar bicara pada hening, pada sunyi yang melintasi hidup, sebab sepi sudah akrab denganku. (Wanggi Hoed)


📸 Photo by @arijalhadiyan
#ceritawanggi #mimejelajah #wanggihoed #yahoeds #pantomimindonesia
#pantomimeindonesia #mime #mimo #bioskop #cinema #audience #mimeincinema #anotherspace #pantomimedibioskop #cgvpvj #peacegen #TurMimeTipisTipis

Jumat, 29 November 2019

Mixi Mime Festival 2019. Bandung, Indonesia.


⏪ Mixi Mime Festival 2019 ⏩

Mixi Imajimimetheatre Indonesia & Celah Celah Langit Bandung mempersembahkan :

Mixi Mime Festival 2019 sebuah festival pertemuan dan silaturahmi karya para pantomimer khususnya di Bandung dan umumnya di Indonesia, festival pertama yang digelar di Bandung serta dalam memperingati 12 tahun Mixi Imajimimetheatre. Tahun ini mengangkat tema : Daya Sukma ; "Pantomim Untuk Semua". Yang akan diselenggarakan pada :

Hari : Minggu & Senin.
Tanggal: 1 & 2 Desember 2019
Pukul : 15.30 WIB s/d 21.00
Tempat : Celah Celah Langit. Jalan Setiabudi no.169/8a Ledeng Bandung. Jawa Barat, Indonesia. (Belakang Alfamart Ledeng).

* Bedah Buku Pantomim bersama :
- Dr. Drs. Nur Iswantara, M.Hum. (Penulis Buku : Wajah Pantomim Indonesia & Metode Pembelajaran Pantomim Indonesia).
- Agus Bebeng (Jurnalis Senior)
- Wanggi Hoed (Seniman Pantomim)
- Gendis A Utoyo (Seniman)
Moderator :
- Wail Irsyad S.Sn (Akademisi)

* Workshop Pantomim :
- Dede Dablo
- Mumu Zainal Muttaqin

* Pertunjukan Pantomim :
1. Gendis A Utoyo (Jakarta)
2. Sopiyah Opoy & Friend's (Solo-Yogyakarta).
3. Wanggi Hoed (Bandung)
4. Mumu Zainal Muttaqin (Bandung)
5. Asytar (Bandung)
6. Rhamanda Yudha Pratomo (Bogor)
7. Bib Sokonggo (Subang)

* Pameran Seni & Arsip Pantomim:
1. Dokumentasi Mixi Imajimimetheatre.
2. Dokumentasi & Arsip Sena A Utoyo.
3. Setia Adhi Kurniawan
4. Andika Y Prakasa

* Pasar Rakyat Kolektif :
1. Dadan Jongko Sebelah
2. Riung Raung
3. Ruang Bumi
4. Sampoer Merah
5. Toko Katemin

* Pemutaran Film Pantomim * :
1. Film tentang Marcel Marceau
2. Film tentang Sena Didi Mime
3. Film tentang Charlie Chaplin

Sampai Bertemu di Mixi Mime Festival!

Artwork by @amenkcoy

#MixiMimeFestival2019 #MimeFestival #MixiImajimimetheatre #CelahCelahLangit #BedahBuku #BukuPantomim #WorkshopPantomim #FilmPantomim #PameranSeni #PasarRakyat #FestivalMime #MimeFest #Festival #PantomimeIndonesia #PantomimIndonesia #Pantomim #Mime #LokalForGlobal #Bandung #Indonesia

Sabtu, 01 Juni 2019

PRESS RILIS

MIXI IMAJIMIMETHEATRE INDONESIA DAN NYUSUR HISTORY INDONESIA
= SENI PERTUNJUKAN MUDIK BERJALAN - NYUSUR HISTORY MUDIK MOVEMENT 8 =
“SENI MUDIK, MUDIK BERSENILAH” - SABTU, 1 JUNI 2019. PUKUL : 16.00 WIB s/d BUKA PUASA.
RUTE NYUSUR : SIMPANG LIMA ASIA-AFRIKA -  HALTE ALUN-ALUN BANDUNG.





Tahun 2019 ini Nyusur History Mudik Movement kembali melaksanakan ibadah tubuhnya yang setiap tahun digelar, tahun 2019 kali ini adalah tahun ke 8 telah ditunaikan. Dengan mengambil tema : “Seni Mudik, Mudik Bersenilah”, berkisah segerombolan tubuh-tubuh perantau berjalan mencari arah jalan menuju pulang ke kampung halaman, seakan terjebak dalam migrasi tubuh bising kota, kadang gerombolan itu diam, menyapa, senyum menyeringai, bertanya-tanya pada publik yang lalu lalang. namun tubuh-tubuh itu terus mencari dimana kelak mereka menemui tubuhnya sendiri, seolah mencari ari-ari yang tertanam ditanah lahirnya, akhirmya tubuh mereka menjelma menjadi tubuh pembawa pesan, tubuhnya menjadi tubuh seni diruang yang berderu polutan, bernafas raungan dan kerutan dahi dari kebingungan pilihan diantara ketidakpastian, walhasil tubuhnya bersama bergumul bersama tubuh pekerja kota yang hendak pulang atau berpergian ke ruang kesepiannya masing-masing. Tubuh pemudik yang berbagi melalui seni hadir disana.

“Seni Mudik, Mudik Bersenilah” merupakan interpretasi peristiwa seni panggung jalanan dari gejala beserta fenomena mudik saat ini. Para pemudik (warga) telah diberi fasilitas yang aplikatif didunia digital yang semakin massive hari ini. Namun itu semua menjadi pilihan yang kadang membingungkan bagi sebagian warga, dari harga tiket transportasi yang melambung hingga tekanan ekonomi serta budaya informasi yang berhamburan bahkan kecelakan yang tak diinginkan, dari itu semua yang terjadi kita menjadi lupa arti essensi dari mudik itu sendiri. Bahwa pulang adalah peristiwa seni kehidupan dimana kita kembali ke asal dimana kita lahir. Selamat menjadi saksi seni mudik tahun ini.

Mudik merupakan kegiatan perantau untuk kembali ke kampung halamannya. Mudik di Indonesia identik dengan tradisi tahunan yang terjadi menjelang hari raya besar keagamaan, misalnya menjelang lebaran. Bagi sebagian masyarakat Indonesia, mudik boleh dikatakan sebuah tradisi yang mutlak harus dilaksanakan. Pada saat itulah ada kesempatan untuk berkumpul dengan sanak saudara yang lama tersebar di perantauan, selain tentunya juga dengan kedua orangtua. Budaya mudik adalah suatu nilai sosial positif bagi masyarakat Indonesia, karena dengan mudik berarti masyarakat masih menjunjung nilai silaturahmi antar keluarga. Dalam mudik khususnya menjelang lebaran saat ini, bukan hanya menjadi milik ummat muslim yang akan merayakan idul fitri 1440 H bersama keluarga namun telah menjadi milik “masyarakat Indonesia”, karena pada dasarnya bersilaturahmi adalah hakikat dari kehidupan manusia sebagai makhluk sosial, makhluk yang berinteraksi dengan semestaNya, antar manusia dan alam.
Buat semua yang mau Mudik. Hati-hatilah dengan semua barang bawaan Anda. Jaga kesehatan dan keselamatan selama perjalanan dan Selamat sampai tujuan, karena saudara dan handai taulan serta keluarga besar menantikan Anda di rumah dan bahagia menyertai kita semua. Salam Mudikers dari kami.
Selamat Lebaran Hari Raya Idul Fitri 1440 H -  Selamat Merayakan Mudik Semuanya. Terima kasih

Bandung, 1 Juni 2019 

Jumat, 22 Maret 2019

Media Rilis Bandung Indonesia World Mime Day 2019

                     Official Poster Bandung Indonesia World Mime Day 2019. Artwork by Setia Adhi Kurniawan.


MEDIA RILIS

BANDUNG, INDONESIA WORLD MIME DAY 2019.
JUMAT, 22 MARET 2019.
PUKUL : 13.00 s/d 16.00 WIB.
RUANG MULTIGUNA PERPUSTAKAAN ISBI (Institut Seni Budaya Indonesia) BANDUNG.

LANGUAGE OF ALL - TUMBUH SUNYI MEMBUMI

World Mime Day (Hari Pantomime Sedunia) adalah gerakan inisiatif di seluruh dunia dari World Mime Organisation untuk merayakan Seni Mime dan komunikasi non-verbal pada tanggal 22 Maret adalah Hari kelahiran seniman legendaris dan Maestro Mime dari Perancis ialah Marcel Marceau. Kegiatan yang dirayakan sejak tahun 2011 di berbagai negara di 4 benua.

Di Bandung telah digelar sejak tahun 2011 setiap tahunnya, atas inisiatif seniman pantomime Wanggi Hoed bersama Mixi Imajimimetheatre Indonesia. Berbagai ruang telah menjadi rekam memori tersendiri bagi apresiator dan masyarakat seni pertunjukan yang telah menyaksikan World Mime Day setiap tahunnya, dengan tema yang berbeda-beda. Kali ini dengan mengangkat tema : “Tumbuh Sunyi Membumi” adalah seruan kebaikan dari perjalanan pertumbuhan seni pantomim di segala penjuru dunia dengan kesunyian yang membumi, salahsatu pesan dan penghormatan kita di Hari Kelahiran Maestro Mime Marcel Marceau juga pada kehidupan yang bergerak sunyi seperti air, tumbuh seperti padi yang tak berisik serta karya dan suara tubuhnya membumi ke setiap zaman memberi pesan ingatan melalui bahasa tubuh dan imajinasi yang terus digerakkan oleh kesadaran dan jiwa setiap manusia. Hadirnya kegiatan serentak di berbagai titik negara dan kota di dunia ini  merupakan Revolusi Mime dari seni bisu, bahwa pantomime dapat menjadi pengerak kelanjutan pemikiran selain jembatan kehidupan untuk memanusikan manusia melalui bahasa tubuh. Pantomim, seni tertua peradaban manusia sebelum manusia berkata-kata.

Perayaan World Mime Day / Hari Pantomime Dunia kali ini di Indonesia akan berpusat di Bandung, bertempat di Ruang Multiguna Perpustakaan ISBI Bandung. Akan ada beberapa kegiatan seperti ; Deklarasi Masyarakat Pantomime Bandung, Pertunjukan Pantomime, Pemutaran Film Dokumenter (Marcel Marceau dan Charlie Chaplin), Live Drawing Showcase oleh Setia Adhi Kurniawan, Pembacaan Puisi, Live Musik dan Diskusi : Tumbuhkembang Pantomime di Bandung dan Indonesia. Dalam merayakan Hari Pantomime Sedunia, World Mime Organisation merayakan di negara Bulgaria dengan berbagai kegiatan, mulai dari workshop, seminar dan pertunjukan pantomim.

Pantomime Bahasa Untuk Semua, Pantomime Bahasa Perdamaian..

Penulis, Wanggi Hoed (Inisiator Indonesia World Mime Day 2019)


Kamis, 21 Maret 2019

Bandung, Indonesia World Mime Day 2019



= Undangan Publik =
Sebarkan pada dunia di sekitarmu!

Pusat Perayaan Hari Pantomime Sedunia 2019 di Indonesia 🌎
Bandung, Indonesia World Mime Day 2019. Jumat, 22 Maret 2019.
Tempat di Ruang Multiguna Perpustakaan ISBI Bandung. Jawa Barat, Indonesia.
Artwork by @sworks.idn
______
#IndonesiaWorldMimeDay
#worldmimeday #worldmimeday2019
#pantomimeindonesia #pantomimindonesia #mimeartist #worldmime #mixiimajimimetheatre

Minggu, 03 Februari 2019

Press Release Riung Raung Vol 1. Bandung.





Riung Raung Memperingati Hari Primata
Menyebarkan kesadaran masyarakat terhadap konservasi dan semakin bijaksana menggunakan akal
dan budi dalam memperlakukan satwa.

Bandung, 31 Januari 2019

Hari Primata Nasional diperingati pada 30 Januari 2019. Hal ini ditandai dengan kegelisahan akan
kondisi primata Indonesia karena perilaku manusia terhadap satwa yang statusnya dilindungi
maupun tidak dilindungi dianggap semakin biadab, tidak hanya banyak kasus eksploitasi yang
ditemui namun juga ditemukan kasus sekelompok orang mengonsumsi daging orangutan yang
statusnya dilindungi.
Berkurangnya populasi orangutan paling besar diakibatkan oleh ekspansi industri perkebunan,
terutama kelapa sawit, dan juga perburuan oleh manusia. Sedangkan populasi primata lain
diakibatkan oleh banyaknya perburuan manusia demi pundi-pundi uang dengan cara
mengeksploitasi monyet ekor panjang atau jenis primata lainnya untuk bisnis hiburan manusia.

Konflik antar manusia dan primata pun tak urung terjadi dikarenakan mereka kehabisan lahan
tempat tinggal dan tidak memiliki sumber makanan yang biasa mereka dapatkan di alamnya.
Dua tahun lalu, ditemukan spesies orangutan baru di daerah Tapanuli, Indonesia. Namun
populasinya yang kini tidak sampai 800 ekor, membuat spesies ini termasuk dalam kategori hampir
punah. Hal ini semakin menghawatirkan karena diketahui ada rencana untuk pembuatan DAM
untuk pembangkit tenaga air dan didanai oleh Bank of China. Habitat populasi orangutan menjadi
salah satu indikator kualitas ekosistem di Indonesia, terutama kondisi hutan dan selalu ada
hubungannya antara deforestasi atau berkuranganya jumlah area hutan.
Atas dasar keprihatinan tersebut, Riung Raung dibentuk dan akan melaunching event pertamanya
di Bandung dengan judul Riung Raung Volume 1. Penting bagi kita semua untuk menyebarluaskan
pesan kepada masyarakat untuk sama-sama menjaga hutan, satwa dan lingkungan yang mana juga
sebagai tempat tinggal kita umat manusia.
Riung Raung adalah sebuah ruang kolektif yang menjadi wadah bersama antara lembaga konservasi
dengan lembaga-lembaga lainnya yang berjuang untuk kelestarian bumi dan yang hidup
didalamnya. Ruang serta riung baru ini bertujuan untuk membuka rasa penasaran serta kepekaan
masyarakat terhadap kelestarian keanekaragaman hayati (KEHATI) untuk menjadi bagian dari
pergerakan kami serta bersama membangun aksi kreatif untuk menyuarakan .

Dalam ruang ini kita akan memulainya di Bandung dengan berbagai pertunjukan seni dibalut
dengan kampanye dan akan dikemas secara menarik yang berfokus kepada kelestarian satwa endemik
Indonesia. Riung Raung mengajak para pelaku konservasi untuk bersama menyadarkan akan
pentingnya kelestarian hayati serta kami berharap seni dapat menjadi media sebagai upaya
penyadaran masyarakat secara meluas.


Acara yang diberi tema "The Earth Conservation" akan diselenggarakan sebagai berikut :
Tanggal :  Sabtu, 2 Februari 2019
Waktu : 15.00 s/d selesai
Tempat : Mr. Guan Coffee
  Jl.Tampomas No.22, Malabar, Lengkong, Kota Bandung, Jawa Barat 40262.

Narasumber :
1. Made Wedana (Aspinall Foundation)
2. Pepep Dw (Penulis, Aktivis Sadar Kawasan)
3. Dadang Sudardja (Dewan Nasional Walhi)
4. Nadya Andriani (ProFauna Indonesia).
Moderator :
1. Jalu Kencana
2. Unu Miharja

Pertunjukan Seni dan Pameran Rupa :
- Dede Pras
- Selepas Hujan
- Rendy Jean Satria
- Rizal
- Fyan Fendi
- Saut Prayuda
- Galih Mahara
- R. Lutfi Wiguna
- Arnis Muhammad
- Sworks X SR Iboe Inggit Ganarsih.

Narahubung :
Violita Berandhini
+62 856 8913 863
Raisa
+62 857 9330 5745
Instagram : @RiungRaung