Sabtu, 10 Maret 2012

SINDO = Pantomim Hari Gizi Nasional


Pantomim Hari Gizi  Nasional 

Wednesday, 29 February 2012  

BANDUNG – Tak banyak masyarakat yang memperingati 28 Februari sebagai Hari Gizi Nasional di Indonesia,bahkan mereka seakan lupa gizi merupakan masalah krusial di negeri ini.

Hal itulah yang mendorong seniman pantomim Wanggi Hoed melakoni aksi tunggal “Refleksi Hari Gizi Nasional” di Hall Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, kemarin. Aksinya dimulai sejak pukul 10.00 WIB dari sisi Lapangan Gasibu menghadap Gedung Sate. Tanpa banyak kata-kata, di hadapannya berlembar-lembar roti kismis di atas foto-foto dan esai tentang gejala klinis gizi buruk terhampar.

Dia terus meminum literan susu dari sebuah kantong plastik melalui selang sepanjang 75 cm. Dia mereka-reka gerakan seumpama anak kecil meminta makan sambil minum susu dengan mata berkaca-kaca.Wajah dibalut saripohaci dan lipstik memenuhi seluruh permukaan bibirnya itu menawarkan susu ke setiap pengendara mobil yang dijangkaunya.

Aksinya menyedot perhatian masyarakat di Lapangan Gasibu, tak terkecuali para pemulung, wartawan, dan pedagang asongan. Apalagi,di akhir sesi dia menyiramkan susu ke roti melalui selang, lalu menyiram dirinya sendiri.Kemudian ia terkulai lemas bak kelaparan, dan memakan roti sambil menangis. Tak ada tepuk tangan dari para pemulung, mereka hanya berdecak kagum akan aksi Wanggi.

“Hari ini tanggal 28 Februari merupakan Hari Gizi Nasional, pemerintah yang menetapkan hari itu, namun sekarang seperti melupakan,” ujar Wanggi kepada wartawan seusai melakoni aksinya. Sebagai refleksi pernyataannya, dia mencatat saat ini kasus gizi buruk marak terjadi di Indonesia.

Apalagi di antaranya 80% penderita gizi buruk merupakan anak di bawah usia lima tahun (balita). “Apalagi tragedi marasmus (busung lapar karena kurang kalori) dan kwashiorkor (kurang protein) merupakan PR (pekerjaan rumah) kita
_besar pemerintah yang masih mudah ditemui saat ini,”ujarnya.  gita pratiwi


Sabtu, 03 Maret 2012

GALAMEDIA : Berpantomim Sambut Hari Gizi Nasional



Rabu, 29 Februari 2012

Berpantomim Sambut Hari Gizi Nasional


HIRUK-PIKUK

suara orang-orang yang tengah berdemo di depan Gedung Sate Bandung, tidak membuat Wanggi Hoed resah. Dia asyik berpantomim menyambut Hari Gizi Nasional yang jatuh setiap tanggal 28 Februari dengan repertoar bertajuk "Sehat itu Milik Siapa?". Sambil menenteng plastik berisi susu murni dan foto bergambar bayi lelaki yang kekurangan gizi, Wanggi melakukan aksinya hingga ke tengah Jln. Diponegoro aandung, Selasa (28/2).


Kontan saja, aksi Wanggi ini membuat sedikit kemacetan arus lalu lintas. Padahal di depan Gedung Sate banyak para pendemo yang menentang aksi Bupati Subang, Eep Hidayat. Tetapi aksi ini tidak memengaruhi Wanggi untuk mengingatkan masyarakat akan Hari Gizi Nasional.


Susu yang menjadi bahan aksinya, disimbolkan sebagai lambang kelengkapan gizi anak Indonesia. Namun hingga kini, susu belum menjadi sesuatu yang mutlak dikonsumsi. Pasalnya, pemerintah kurang menggiatkan konsumsi gizi. "Harganya yang mahal menyebabkan masyarakat Indonesia kurang mengonsumsi susu sebagai asupan gizi," ungkapnya kepada wartawan.


Selain susu, Wanggi pun membawa potongan roti berwarna cokelat yang disimpan di seberang Gedung Sate. Sama halnya dengan susu, roti belum menjadi makanan pokok seperti nasi. "Padahal kadar kalori dan gizi roti lebih tinggi dari nasi," ujarnya.


Aksi repertoar pantomim Wanggi ini sedikit menarik perhatian orang yang berada di Lapangan Gasibu yang tengah asyik menyaksikan aksi demo di depan Gedung Sate. Mereka sedikit terheran-heran dengan Wanggi yang memainkan seni pantomim. Yang lebih mengherankan lagi, ia sengaja membawa satu plastik susu yang kemudian diminumnya menggunakan slang plastik. Sementara potongan roti sebagian dimakan, sebagian lagi dibiarkan di trotoar jalan.


Aksi ini bentuk protes terhadap pemerintah yang tidak ngeh pada Hari Gizi Nasional. Wanggi menilai, pemerintah sudah melupakan Hari Gizi Nasional. Buktinya banyak warga kekurangan gizi.

(kiki kurnia/"GM")**

copyright © 2001 www.klik-galamedia.com

INILAH JABAR : Hari Gizi Dilupakan, Wanggi Sindir Lewat Pantomim Hari Gizi Dilupakan, Wanggi Sindir Lewat Pantomim





Oleh: Dery Fitriadi Ginanjar
Jabar - Selasa, 28 Februari 2012 | 23:01 WIB

INILAH.COM, Bandung - Merasa prihatin pemerintah melupakan Hari Gizi Nasional, Wanggi Hoediyatno menggelar pantomim di seputaran Gasibu dan Gedung Sate Jalan Diponegoro Kota Bandung, Selasa (28/2/2012). Aksi pantomim yang diperagakan Wanggi mengambil tema Sehat Itu Milik Siapa?.

Aksi pantomim yang dimainkan Wanggi cukup menarik perhatian warga, terutama pengendara yang melintas daerah tersebut. Bahkan beberapa pengendara memperlambat kendaraannya untuk sekadar melihat aksi Wanggi.

Wanggi yang mengenakan baju khas pantomim, seperti jas abu-abu, celana pendek, dan topi caping, memerankan sosok rakyat yang menderita kekurangan gizi. Dia pun membawa botol susu dari plastik bening ditambah selang berukuran kecil. Seperti merasakan kegetiran mereka, Wanggi mengekspresikannya dengan raut muka merana. Bibirnya bergetar saat menyedot susu di tangannya.

Pria ini memulai aksinya di depan taman Gedung Sate. Sesekali Wanggi duduk, berdiri, duduk, berdiri lagi. Terus-terusan seperti itu, seolah menggambarkan kegalauan yang menimpa rakyat kurang gizi. Untuk lebih memberi kesan mewakili rakyat dari golongan itu, Wanggi menenteng dan memperlihatkan foto seorang anak gizi buruk.

“Hari ini adalah Hari Gizi Nasional. Tetapi pemerintah seolah melupakannya. Akibatnya luput dari ingatan publik. Saya mencoba me-reply tragedi kemanusiaan marasmus (busung lapar karena kekurangan kalori) dan kwashiorkor (kekurangan protein). Kasusnya sudah sekitar 80 persen dari total anak balita di negeri ini. Bahkan masyarakat dunia sampai menyebut Indonesia sebagai negeri busung lapar,” ungkap Wanggi kepada wartawan di sela-sela aksinya di depan Gedung Sate Jalan Diponegoro Kota Bandung, Selasa (28/2/2012).

Wanggi mengaku mempersiapkan aksi pantomimnya selama dua minggu. Dia ingin mengingatkan seluruh elemen masyarakat soal pentingnya gizi bagi anak. Nantinya masyarakat bisa melihat anak-anak tersenyum lepas karena tidak menderita kekurangan gizi.
“Melalui refleksi repertoar pantomim ini, saya harap kita bisa tersenyum melihat anak-anak generasi bangsa beraktivitas ceria. Tanggung jawab ada di pundak kita,” tuturnya.[jul]


detikBandung.com : Hari Gizi Terlupakan, Wanggi Sindir Pemerintah Lewat Pantomim



Selasa, 28/02/2012 15:10 WIB
Hari Gizi Terlupakan, Wanggi Sindir Pemerintah Lewat Pantomim
Oris Riswan Budiana - detikBandung

Bandung - Hari Gizi Nasional yang jatuh tepat hari ini seolah terlupakan dan luput dari ingatan publik serta pemerintah. Menyikapi itu, Wanggi Hoediyatno menyindir pemerintah lewat aksi repertoar pantomim berjudul 'Sehat Itu Milik Siapa?' di sekitar area Gedung Sate dan Lapangan Gasibu, Selasa (28/2/2012).

Seorang diri berpenampilan ala aktor pantomim, Wanggai beraksi dan cukup menarik perhatian warga serta para pengendara yang melintas di lokasi.

Pertama ia melakukan aksinya di depan taman Gedung Sate yang berada di sebelah kanan. Dengan mimik muka kesedihan, ia membawa susu dalam plastik di tangan kanan. Ia kemudian menyedot susu menggunakan selang berukuran kecil.

Sesekali ia duduk, berdiri, duduk, kemudian berdiri lagi. Tanpa suara, ia seolah ingin memperlihatkan penderitaan mereka yang kekurangan gizi. Untuk mengekspresikan kepedihannya, bibirnya terlihat bergetar saat menyedot susu dari plastik bening.

Di tangan kiri, ia memperlihatkan foto anak gizi buruk di kertas yang diprint. Hal itu membuat beberapa pengendara sempat menurunkan laju kendaraannya untuk melihat aksi Wanggi.

Ia kemudian melanjutkan aksinya di tengah jalan. Wanggi memperlihatkan foto sambil menyedot susu dan memperlihatkan raut muka kepedihan. Beberapa pengendara berhenti karena aksi Wanggi membuat pengendara tidak bisa melintas. Namun itu hanya berlangsung sekitar 2 menit.

Wanggi lalu menuju Lapangan Gasibu. Di pinggir area Lapangan Gasibu, ia kembali beraksi. Sambil terus memegang susu di tangan kiri dan foto di tangan kanan, lagi-lagi ia memperlihatkan ekspresi sama.

Bahkan kali ini aksi yang dilakukan lebih dramatis. Ia memakan beberapa roti yang sebelumnya sudah dikerubungi lalat. Susah payah ia memakan roti berwarna cokelat itu dengan tangan gemetar.

Wanggi bahkan sempat tiduran di trotoar pinggir Lapangan Gasibu. Memperlihatkan ekspresi menangis tanpa suara, ia meratap dengan posisi tidur menyamping.

Aksi pun ditutup dengan memberi hormat pada warga yang melihat aksinya. Wanggi membungkuk pertanda hormat dan disambut warga sekitar dengan tepuk tangan.

Wanggi mengaku aksinya itu sebagai bentuk keprihatinan karena Hari Gizi Nasional seolah terlupakan. Padahal hari ini bisa jadi momen bagi pemerintah untuk berbuat lebih baik agar tak ada lagi warga yang kelaparan, bahkan harus mengalami gizi buruk.

"Ini unyuk mereply kembali tragedi kemanusiaan marasmus (busung lapar karena kekurangan kalori) dan kwashiorkor (karena kekurangan protein). Dalam hal ini, kasusnya sudah sekitar 80% dari total anak balita di negeri ini. Masyarakat dunia pun menyebut Indonesia sebagai negeri busung lapar," jelas Wanggi.

Lewat aksinya, Wanggi juga ingin mengingatkan semua elemen masyarakat terkait pentingnya gizi yang baik bagi anak.

"Melalui refleksi repertoar pantomim ini saya harap kita semua mampu tersenyum melihat anak-anak generasi penerus bangsa melakukan aktivitas bermanfaat dengan ceria. Tanggung jawab ada di pundak kita masing-maing," tutur Wanggi yang mengaku mempersiapkan aksinya selama dua minggu.
(ors/ern)
sumber http://bandung.detik.com/read/2012/02/28/151035/1853561/486/hari-gizi-terlupakan-wanggi-sindir-pemerintah-lewat-pantomim