Selasa, 06 Desember 2011

Nyasar Nyusur History Kota Bareng Pantomim



Nyasar Nyusur History Kota Bareng Pantomim
Satugeners · Gan Ridwan · Selasa, 1 November 2011
Bandung (Satugen); Nyasar Nyusur History yang biasa dilakukan Wanggi Hoediyatno Boediardjo di bilangan jalan Bragaweg akan terus dikenang boleh jadi dirindukan oleh masyarakat Bandung. Tapi, ya karena ingin ada sesuatu baru. Wanggi sang empu Pantomim sesuai dengan irama gerakan Pantomim meloncat dari satu kota ke kota lain.  

Kali ini Wanggi Hoediyatno Boediardjo punya oleh-oleh buat Satugeners  semua. Hari minggu lalu kelana Nyasar Nyusur History  Kota dilakukan sang empunya Pantomim di kota Wali Cirebon. Tempat kelahiran sang empu Pantomim ini menarik hati oleh karena kerinduan akan kota serta masyarakatnya yang khas bikin Wanggi kerasan. Apa boleh buat! Tempat kelahiran membuat seseorang merindukan sejati dirinya.

“Cirebon dikenal dengan nama Kota Udang dan Kota Wali,” Ujar Wanggi “Cirebon biasa disebut Caruban Nagari yang punya arti penanda gunung ceremai dan Grage yang punya kesan mendalam yang bermakna sebuah negri yang luas,” Lanjutnya.

Sebagai daerah pertemuan budaya Jawa dan Sunda sejak beberapa abad silam, masyarakat Cirebon biasa menggunakan dua bahasa, bahasa Sunda dan Jawa. Sang Empu Pantomim nyusur Hall Balaikota dan Alun-Alun Kejaksaan Cirebon dengan gerakan indah melakukan cerita tanpa kata. Ekspresi tiada henti dengan iringan saxophone perform di dua tempat dengan malam yang terang khas Cirebon.

Hmm namanya juga Wanggi sang empu Pantomim harus ada sesuatu yang dibagikan dalam oleh-olehnya. Wanggi ingin mengatakan “Cirebon itu asal katanya dari Caruban, dalam bahasa Jawa; punya arti Campuran. Betapa tidak! Cirebon masyarakatnya sangat pluralis Sunda, Jawa, Tionghoa, danb kombinasi campuran Arab,” Cerita Wanggi.

“Bisa juga sering masyarakat Cirebon mengenal Cirebon Ci yang berarti Cai dan Rebon berarti Udang oleh karena Udang merupakan sumber penghasilan utama bagi masyarakatnya,” Ungkap Wanggi.

Inilah perjalanan tiada henti dari sang empu Pantomim dengan melakukan nyasar Nyusur di kota-kota bersejarah. Wanggi akan terus dikenang dan dirindukan oleh masyarakat setempat oleh karena dia membuat sisi lain kota menjadi menarik dan indah. Moga saja ini menjadi pembelajaran bagi semua masyarakat. Betapa kota adalah ruang publik yang harus kita lestari dan dijaga keindahannya.  



Tidak ada komentar:

Posting Komentar