Minggu, 13 Maret 2011

Jalan Kaki (Obat ajaib dan mujarab orang Modern)


                                                       Foto :  pedestrian / pejalan kaki

                                                     Oleh : Wanggi Hoed

Berjalan kaki rutin kembali dikukuhkan sebagai obat paling menyehatkan di abad modern ini. Bukan lari, apalagi sprint, yang bisa menambah sehat dan menjanjikan kita peroleh umur panjang. Beberapa bukti baru ihwal manfaat berjalan kaki muncul kembali baru-baru ini.

Dalam tulisan lain, ihwal manfaat berjalan kaki bagi kesehatan. Seperti dalam moto, bahwa “sehat itu murah” , yang antara lain mengutip salahsatu racikan resep dari Antioxidant Revolution karya Cooper, seorang penggagas aerobik. Caranya, berjalan kaki tergopoh-gopoh dengan laju 5-6 km/jam selama sekitar 40-50  menit/hari, dilakukan 5-6 kali/minggu.

Baru-baru ini juga di ungkapkan kembali betapa menyehatkan kebiasaan berjalan kaki bila dilakukan rutin, seperi tercatat dalam studi Framingham terhadap merekayang berusia dia atas 46 tahun. Dan hasilnya ternyata menakjubkan. Bukan saja umur rata-rata harapan hidup mereka yang berjalan kaki rutin lebih panjang di banding yang tidak melakukannya, melainkan mereka juga terhindar dari resiko serangan jantung.

Melakukan otokritik terhadap terhadap kegiatan aerobik dengan berlari ataupun marathon, dan hasilnya ternyata sama saja dengan yang di peroleh dari berjalan kaki, tetapi beresiko cedera lutut, tungkai, dan kaki tak cukup berjalan santai lenggang kangkung belaka. Untuk memetik manfaat aerobik, harus jalan bergegas tergopoh-gopoh atau orang barat biasa menyebutnya brisk walking. Rata-rata memerlukan kecepatan sekitar 100  meter/ menit atau ( 6 km/jam ), menempuh jarak sekitar 5 km (4 mil)/ sehari.


Efek dari berjalan kaki ( tak langsung terasa).

            Efek berjalan kaki tentu tidak akan langsung terasa dalam hitungan minggu atau bulan. Manfaatnya baru akan dirasakan setelah cukup lama melakukaan kegiatan rutin sepanjang minggu. Bukan saja badan menjadi lebih segar dan bugar, dan mungkin terjadi pengurangan atau menghilangnya keluhan atau perasaan tidak enakdi badan yang terasaskan sebelumnya.
           
Kenormalan yang demikian terbaca juga pada nilai-nilai kesehatan yang terukur, seperti tekanan darah, gula darah, kondisi otot, dan tulang, serta lemak darah. Semua nilai laboratorium memberikan hasil yang mendekati nilai normal. Namun, belum tentu orang selalu merasakan kenormalannya sebelum dilakukan pemeriksaan laboratorium atau pengukuran yang pasti, perasaan badan lebih segar, lebih bugar, tidak lekas letih, selera makan bagus, enak ketika tidur, lebih lekas haus, dan lancar buang air besar, merupakan tanda bahwa badan tengah menjadi lebih sehat.
           
Mereka yang sudah terbiasa berjalan kaki rutin justru akan merasakan tidak enak badan kalau lama tidak berjalan kaki lagi. Berjalan kaki ternyata bukan saja bentuk latihan yang sempurna di mata ahli medis, melainkan juga kegiatan bergerak badan yang paling aman bagi tubuh  yang sudah rapuh dan renta sekalipun. Dulu misalnya, pada dasawarsa 70-an, belum jelas benar kalau kegiatan berjalan kaki rutin bisa mencegah berbagai penyakit ( menahun). Kini manfaat itu tak terbantahkan lagi. Jadi semakin kita mengukuhkan bahwa berjalan kaki tergopoh-gopoh, dan bukan jalan santai  memang memberi banyak manfaat bagi kesehatan kita. 
Selain itu bukan hanya kenaikan BBM dan tarif angkutan umum juga. Kebanyakan dari kita sudah pasti mengumpat pemerintah, tidak setuju dengan kenaikan BBM dengan berbagai alasan. Tetapi pada akhirnya, kita cuma bisa ngomong doang karena kita bukan pemerintah dan tidak bisa mengubah kebijakan negara begitu saja. Makanya kita sebagai rakyat harus mencari alternatif agar bisa survive, bukan cuma bertopang dagu atau ikutan demo berharap pemerintah mengubah pendiriannya.
Kita juga harus mengerti bahwa bukan hanya di Indonesia saja yang BBM-nya naik, tetapi sudah merupakan problema global. BBM yang naik inilah yang memicu semua bahan pangan maupun konsumsi lainnya juga ikut-ikutan naik. Dikatakan di sebuah surat kabar bahwa BBM naik tidak akan mengurangi konsumsi BBM di masyarakat karena adanya pertumbuhan mobil dan motor yang besar sehingga kalaupun orang mengurangi, karena ada saja orang yang baru memiliki/membeli motor dan mobil maka secara global konsumsi pun tetap atau malahan semakin meningkat. Oleh karena itu, sebenarnya solusi untuk pemerintah kita adalah agar investasi di jalur sepeda, pejalan kaki dan transportasi massal yang lebih baik sehingga orang bukannya naik mobil, tetapi naik kendaraan umum dan berjalan kaki/atau sepeda yang manfaatnya untuk mereka sendiri.
Idealnya sih dengan subsidi yang dikurangi maka pemerintah bisa fokus untuk menyelesaikan masalah lainnya seperti transportasi massal dan jalur sepeda dan pejalan kaki, … yah jalur pejalan kaki yang kini sudah menjadi tempat berjualan para pedagang. Apakah sudah tidak ada tempat lagi bagi para pedagang itu ? Sudah padatkah dalam hal ini ruang untuk mereka berjualan hingga mereka berjualan di tempat yang bukan untuk berjualan ? Dimanakah  pula pemerintah ketika adanya masalah seperti itu, apa hanya diam dan bengong sajakah menghadapi permasalahan seperti itu ? dan kita bertanya ; Dimana para pejalan kaki mempunyai tempat  untuk berjalan kaki ?

Sumber : di filterisasi dari berbagai media cetak dan opini sendiri.                           

Apa lagi alasan untuk tidak naik Sepeda?

 
Foto Kongres Sepeda Indonesia [KSI]

Oleh : Wanggi Hoediyatno

BBM akhirnya naik lagi. Tarif angkutan umum naik juga. Pergi ke kantor semakin mahal padahal gaji belum tentu naik. Kebanyakan dari kita sudah pasti mengumpat pemerintah, tidak setuju dengan kenaikan BBM dengan berbagai alasah. Tetapi pada akhirnya, kita cuma bisa ngomong doang karena kita bukan pemerintah dan tidak bisa mengubah kebijakan negara begitu saja. Makanya kita sebagai rakyat harus mencari alternatif agar bisa survive, bukan cuma bertopang dagu atau ikutan demo berharap pemerintah mengubah pendiriannya.
Kita juga harus mengerti bahwa bukan hanya di Indonesia saja yang BBM-nya naik, tetapi sudah merupakan problema global. BBM yang naik inilah yang memicu semua bahan pangan maupun konsumsi lainnya juga ikut-ikutan naik.
Idealnya sih dengan subsidi yang dikurangi maka pemerintah bisa fokus untuk menyelesaikan masalah lainnya seperti transportasi masal dan jalur sepeda. Dikatakan di sebuah surat kabar bahwa BBM naik tidak akan mengurangi konsumsi BBM di masyarakat karena adanya pertumbuhan mobil dan motor yang besar sehingga kalaupun orang mengurangi, karena ada saja orang yang baru memiliki motor dan mobil maka secara global konsumsi pun tetap atau malah tetap meningkat.
Oleh karena itu, sebenarnya solusi untuk pemerintah kita adalah agar investasi di jalur sepeda dan transportasi masal yang lebih baik sehingga orang bukannya naik mobil tetapi naik kendaraan umum dan/atau sepeda.
Dibawah ini adalah alasan-alasan klasik untuk tidak naik sepeda :
1.    Saya tidak punya sepeda. Jawabannya gampang. Beli sepeda. Sepeda tidak harus mahal, bekas pun oke, yang penting bisa dipakai dan benar-benar dipakai, bukan hanya jadi pajangan di rumah.
2.    Saya tidak bisa naik sepeda. Kebanyakan orang bisa naik motor, sehingga kalau sudah bisa naik motor pasti bisa naik sepeda. Untuk yang benar-benar tidak bisa, maka harus belajar karena semua orang bisa jadi anda juga Pasti Bisa!
3.    Naik sepeda panas dan saya berkeringat banget sampai di sekolah/kantor. Ini pasti terjadi apakah naik sepeda ataupun motor. Tetapi lebih lagi kalau anda naik sepeda sambil ngebut. Pergi naik sepeda agak pagian sehingga matahari belum terik, dan jangan dikebut. Jalan santai saja sehingga bisa dinikmati juga. Tapi memang akan lebih baik kalau anda membawa peralatan mandi dan bisa mandi di tempat tujuan anda.
4.    Kantor atau sekolah saya jauh dari rumah. Kita gak harus bersepeda dari depan pintu rumah sampai meja kerja kita. Yang penting adalah pemakaian alternatif transportasi. Kalau anda tinggal di apartemen di tengah kota atau kos dekat kantor sih tidak ada alasan. Tapi saya juga kenal banyak orang yang gowes dari Bekasi, Bintaro dan tempat jauh lainnya ke tengah kota Jakarta. Kalau anda merasa perjalanan cukup jauh, maka bisa disiasati dengan kombinasi kendaraan umum lainnya seperti busway atau yang di Bogor bisa naik kereta dulu baru naik sepeda. Yang pasti kalau kita mau cari caranya pasti ketemu.
5.    Naik sepeda polusi. Ini juga salah satu alasan saya sewaktu pertama kali naik sepeda, yaitu karena polusi kendaraan yang gila-gilaan. Tapi solusinya juga ada kok. Saya kemana-mana pakai masker merek Maskr. Masker ini pakai karbon aktif dan bisa dicuci. Lalu kalau pulang naik sepeda juga saya cuci mata dengan y-rins. Kalau sudah begini sih oke-oke aja kok.
6.    Naik sepeda pelan. Kalau anda tidak terbiasa pasti terasa lama, tetapi kebanyakan dari pesepeda bisa merasa lebih cepat dari mobil karena kita tidak terkena macet, tidak seperti motor kita bisa naik di trotoar (walaupun tidak direkomendasikan), dan di lampu merah kita bisa langsung paling depan. Untuk perjalanan yang pendek naik sepeda malah bisa dibilang jauh lebih cepat karena tidak usah cari parkir. Tambah lagi, kalau anda semakin terbiasa naik sepeda, maka kecepatan anda pun bisa bertambah sehingga semakin lama semakin cepat sampai di tujuan.
7.    Naik sepeda berbahaya. Naik sepeda menurut saya lebih aman dari naik mobil dan motor. Yang pasti kalau naik sepeda itu aman, jadi kalau sampai terjadi sesuatu bisa dibilang 50% adalah kesalahan si pengendara sepeda sendiri seperti belok tanpa memberi tanda, melewati lampu merah seenaknya, berkendara melawan arah arus, dsb. Untuk itu maka semua pengendara sepeda harus mengerti cara-cara petunjuk berkendara yang benar. salah satu panduan yang baik adalah dari bicyclesafe.com yang memberikan gambaran (berikut gambar) untuk cara mengedarai sepeda yang baik dan benar. Selain itu memakai helm, baju berwarna terang, dan lampu belakang (plus depan) bisa mengurangi resiko bahaya ini. Yang menarik adalah Pedaling Health (.pdf) dari Australia mengatakan bahwa bila kita bersepeda 1 jam per hari (normal untuk yang rutin ke kantor atau ke sekolah) dapat mencegah resiko serangan jantung 4x lebih besar dibandingkan resiko tertabrak. Jadi pada akhirnya naik sepeda malah menambah umur hidup dibandingkan resiko kecelakaan.
8.    Cuaca tidak menentu, bisa tiba-tiba hujan. Saya juga lebih senang naik sepeda kalau cuaca cerah dengan matahari. Saya juga kurang suka naik sepeda sambil hujan-hujanan, apalagi banjir. Tapi semua bisa diatasi dengan selalu siap dengan jaket hujan atau ponco, memasang fender di roda sepeda agar tidak terciprat, merencanakan perjalanan dengan tepat, dan selalu mengetahui perkiraan cuaca. Tetapi bila cuaca benar-benar kurang baik dan anda juga tidak nyaman untuk naik sepeda, anda bisa tunda naik sepedanya dan kembali naik mobil. Untuk orang yang sudah memilih naik sepeda dibanding naik mobil, maka anda sudah lebih baik dari kebanyakan orang yang masih memilih naik mobil, jadi sekali-sekali naik mobil juga ok. Intinya, enjoy aja dan jangan naik sepeda menjadi beban.

 Kalau kita sudah memilih naik sepeda, apa keuntungannya? keuntungannya :
1.    Yang pasti sehat. Jika 1/3 saja dari perjalanan pendek menggunakan mobil digantikan bersepeda, maka resiko penyakit jantung secara nasional akan turun antara 5 hingga 10 persen ( Bikes not Fumes, CTC, 1992).
2.    Yang jelas hemat. Sepeda itu awet, bisa dipakai bertahun-tahun tanpa harus pakai sim, pajak, dan asuransi. Lebih dari itu kita tidak perlu beli BBM dan bayar parkir. Perawatan untuk pemakaian normal paling Rp. 50.000,– per bulan (kecuali modifikasi sana sini)
3.    Dijamin hijau. Naik sepeda tidak menimbulkan polusi sehingga ikut melestarikan lingkungan.
Jadi apa lagi alasan untuk tidak naik sepeda?

Sumber : di saring lagi dari berbagai sumber media.


Jumat, 11 Maret 2011

Pantomime Performance : WIRA WIRI DISCO "Study Night"

Pantomime Performance : WIRA WIRI DISCO "Study Night" Produksi Ke I, Mixi-Imajimimetheater. Karya/Aktor : Wanggi Hoediyatno, Pentas di G.K Dewi Asri STSI Bandung, 
20 Januari 2011, Pukul : 20.00 WIB



                                                                   Foto :  Indra Adryan Hidayat
                                                        
WIRA WIRI DISCO "Study Night"

Singkat Cerita :
        Repertoar Mono Mime ini bercerita tentang manusia Urbandiskokultural, seorang tokoh pantomime yang bernama Mixi terjebak dalam dunia Urbandiskokultural, dimana manusia saat ini cenderung lebih mengikuti arus zaman dalam pengembangan bakat dalam hal ini [pendidikan.red] yang dimilikinya, dengan sebuah pengembangan bakat itulah, yang dimana banyak ruang untuk mengolahnya termasuk salah satunya adalah dunia gemerlap-gemerlip ''dugem'"[karaoke, pub, diskotik dan sejenisnya] karena pendidikan bukan saja berlaku seperti di pagi hari, atau siang bahkan sore hari, karena di sisi lain pendidikan di malam hari juga sedang berlangsung, yaitu pendidikan malam [study night] yang dimana tanpa kita sadari bersama dengan pendidikan malam manusia saat ini mengalami perkembangan teknologi informatika digital yang terus membawa arus peradaban dan serta tanpa kita sadari juga, bahwa pendidikan malam semacam tempat-tempat yang seperti itu juga ikut ambil bagian dalam pengembangan bakat manusianya.
Karena kita hidup dalam dunia Disco..! Maka Mari Kita berDisco..!
Karena kita termasuk Manusia-Manusia Disco..!

LETS GETS DISCO..!

Info Photo : http://www.facebook.com/album.php?aid=2082505&id=1413666708

Pantomime Performance "Merah Putih Itu Lucu!"

Pertunjukan Pantomime, Repertoar Mono Mime, Karya/Aktor : Wanggi Hoed. Pentas Acara "SOEKOERAN KARJA ANAK BANGSA" di Central Culture Ledeng.
 Bandung,19 Februari 2011, Pukul. 20.00 WIB

                                                                   Foto : Tjap Merah Putih
Merah Putih Itu Lucu !

Singkat Cerita :
        Bercerita tentang keanekaragaman etnis budaya Indonesia, tokoh pantomime disini yang mencoba  bercerita tentang keunikan dari beragam budaya yang ada di Indonesia, dari pertemuannya dengan beberapa budaya Indonesia [Jawa,Sunda,Tionghoa,Batak, Minangkabau dan beberapa etnis lainnya] yang kemudian ketika dia bertemu dengan etnis lain ada perbedaan dari bahasa, adat istiadat serta kehidupannya. Namun dari keberagaman etnis itu dia memiliki satu tekad untuk menjadikan sebuah persatuan dalam kerukunan antar ummat dan tidak adanay perpecahan atau adu domba selain itu agar antar ummat saling menjaga tali silaturahmi diantara adat budaya yang lain sehingga rasa saling menghormati, menghargai dalam kehidupan sehari-hari ataupun lingkungan bermasyarakat.
STOP KEKERASAN ! NO WAR, PEACE NOW ! SALAM MERAH PUTIH !
HIDUPLAH INDONESIA RAYA..!

Info Foto Link : http://www.facebook.com/album.php?id=1413666708&aid=2085364

KOMUNIS KAMPUS [Komunitas Sepeda Kampus/Bike To Campus STSI Bandung]



                                                        Logo KOMUNIS KAMPUS







Prolog.
KOMUNIS KAMPUS
[Komunitas Sepeda Kampus/Bike To Campus STSI Bandung]
SEJARAH SINGKAT :
Salam Sehat Bersepeda Indonesia!
Berawal dari keseharian kami menggendarai roda dua buatan abad 18, dan kecintaan kami terhadap sepeda, atas dasar itu dan dengan rasa kebersamaan yang kami  emban, dalam komunitas ini kami tidak membeda-bedakan jenis sepeda apapun. Begitu juga dengan rasa silaturahmi dan hormat yang kami pegang erat, begitupun kepada sesama para pecinta, kolektor serta pengguna sepeda dimanapun kalian berada, terbentuklah sebuah wadah atau ruang kreatifitas untuk kita semua yaitu komunitas yang kami impikan sedjak doeloe kala, ruang untuk kalian para pecinta sepeda, dengan kami beri nama  KOMUNIS KAMPUS  (Komunitas Sepeda Kampus) dengan dua buah suku kata yang menurut orang-orang sungguh menjerumuskan kami ke sebuah paham, namun bukan begitu, karena KOMUNIS KAMPUS muncul dari percakapan para pemuda yang setiap hari, setiap waktu, setiap saat serta setiap akan berpetualang dimanapun dan kemanapun tujuannya dengan jalan yang benar. Ruang ini dikayuh oleh pencinta kendaraan roda dua yaitu: Wanggi Hoediyatno, Diki Saprudin, Derry Rukmana Anugrah . Pemuda ini yang masih tercatat sebagai Mahasiswa Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI Bandung) setiap harinya mengayuh roda duanya menuju ruang belajar kesenian, dengan spirit kekeluargaan, solidaritas dan kebersamaan, dan kami akan meneriakan dengan lantang: “Greenpeace to the World”,  Save the World, No,Drugs, No,Free Sex, Ngayuh Sepeda Yes, Change of the World for the Next Regeneration with Bicycle, yang dimana akan terus bergeming dan mengaung-gaung di belahan dunia dengan isu-isu besarnya, dalam ruang ini kami mengangkat tema besar dari  lingkungan hidup dan seni budaya, yang bahwasanya setiap hari digeluti oleh kami dan dengan sebuah tekad yang bulat untuk membirukan langit dan menghijaukan bumi kembali dan menciptakan serta melestarikan seni budaya dan lingkungan di sekitar kita, agar bumi sehat kitapun sehat juga, yang kemudian nantinya ruang/komunitas ini akan terus dilanjutkan oleh para regenerasi-regenerasi selanjutnya di masa mendatang.
Dan Pada tanggal 1 Juli 2009 lahirlah sebuah ruang/komunitas baru yaitu KOMUNIS KAMPUS  (Komunitas Sepeda Kampus) yang menetas dan berlabuh  di  Jalan Buah Batu no.212 Bandung, di antara bangunan kampus seni yang berwarna biru itu (STSI Bandung) Komunitas ini lahir dan akan terus berkembang dan melestarikan denga mengikuti zaman dan peradabannya. Karena menurut kami zaman dan peradaban akan terus ber-revolusi dan bermetamorphosis dan perubahan akan terjadi, Kami memegang teguh ke-Bhinneka Tunggal Ika-an yang berbunyi: “Berbeda-beda tetapi tetap satu jua”, karena menurut kami perbedaan adalah sebuah rasa cinta yang sulit dimiliki oleh setiap manusia di belahan bumi manapun, selama itu juga perbedaan akan terus ada dan kita tetap bersatu. Kami selalu menjunjung tinggi-tinggi “Mensana In Coporesano”, di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa –jiwa yang kuat, sekuat dan setangguh kita menjalani kehidupan di bumi ini. Kami tidak membeda-bedakan SUKU, RAS, AGAMA atau GOLONGAN (SARA) apapun, karena sepeda yang kita kayuh bersama bertujuan untuk mempersatukan dan mempererat kembali tali silaturahmi dan rasa kebersamaan yang semakin renggang diantara sesama kita, dan di saat kita mengayuh, itu sebuah peristiwa sejarah yang bisa dirasakan oleh individu yang mengayuhnya, sebuah aktivitas yang menyenangkan  dan menyehatkan tanpa menimbulkan polusi dan hemat biaya untuk keberlangsungan kehidupan di masa yang akan datang,
Mari kita bersama menjaga, mempertahankan dan melestarikan kembali budaya berSepeda dan berBudaya sehat ! GO BIKE, GO GREEN, GO TO CAMPUS.. !

Adapun empat Prinsip yang kita junjung tinggi yaitu 4 K :
1.      Kesehatan
2.      Kebudayaan
3.      Kesenian
4.      Kelestarian lingkungan hidup

Dengan bendera yang akan terus berkibar di udara sana dan terbang tinggi dimanapun dia berada, dengan menjaga dan menghormati nama dan identitas komunitas dimana kalian berada. Bersama KOMUNIS KAMPUS. Membirukan Langit, Bumipun Hijau, Kita Sehat dan sikap berBUdaya dan berKesenian tumbuh dan kita semakin meLestarikan lingkungan di sekitar. Mari berSepeda, untuk Budaya hidup Sehat dan Lingkungan selalu terjaga.  “Dari Kita, Oleh Kita, Untuk Semua”

Manifesto akan tumbuh bersama dengan apa yang di inginkan oleh kita, bila kita kayuh sepeda bersama-sama.

Motto Kami : “Bersama Kita Birukan Langit, Hijaukan Bumi, Berbudaya Seni, Sehat Jasmani  Rohani, Meneruskan Generasi”
● Spirit Mengayuh :  “Mengayuh Sepeda dengan Menjelajah ruang menuju Peradaban yang lain”

 Info : biketocampusstsi@gmail.com