Rabu, 04 April 2018

MEMPERINGATI HARI PANTOMIME DUNIA DI BANDUNG

Pojok Bandung - Selasa, 27 Maret 2018
Editor : Iman Herdiana

Prihatin pada Krisis Lingkungan, Seniman Pantomim Bandung Beraksi

Caption Foto: Wanggi Hoediyatno, Seorang Seniman Pantomime Bandung sedang melakukan pertunjukan pantomime untuk memperingati Hari Pantomime Sedunia (M Gumilang/Radar Bandung)


POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Sejumlah komunitas pantomim yang bernamakan Mixi Imajimimetheathre Indonesia menggelar sebuah peringatan hari Pantomime sedunia yang jatuh pada 22 Maret lalu.
Para seniman pantomim tersebut membawakan penampilan dengan mengusung tema “Senja Menitip Sunyi” sekaligus memperingati hari Air dan Hutan sedunia.
Acara menampilkan karya dari beberapa seniman dan musisi lintas disiplin seperti Ridwan Obos, Nugraha Dwi, Sophiah Opoy, Gatot Gunawan, Theoresia Rumthe, Nila Saujana, Jon Kastela dan Sakola Ra’Jat Ibu Inggit Garnasih, Galih Bagas serta Wanggi Hoediyatno.
Seorang seniman pantomim Bandung, Wanggi Hoediyatno mengatakan, para pantomime yang ada di Bandung sudah memperingati World Mime Day atau Hari Pantomim sedunia selama tujuh tahun terakhir sejak 2011 yang di inisiatori oleh Mime Organisation yang bermarkas di Belgrade, Serbia.
Menurutnya, Bandung menjadi kota yang mengawali peringatan hari pantomim sedunia yang digelar serentak di berbagai negera. Hal ini lanjutnya, merupakan sebuah rekam sejarah dalam menghidupkan dan memperkenalkan pantomime di Indonesia.
“Kami membawa pesan bahwa Pantomime sebagai bahasa perdamaian dan bahasa untuk semua,” ujarnya saat memberikan sambutan di acara peringatan Hari Pantomim Sedunia yang digelar di Mr. Guan Coffee and Book, Jalan Tampomas No.22 Kota Bandung.
Wanggi menuturkan, alasan ia menggunakan tema Senja Menitip Sunyi adalah salah satu cara para seniman pantomim menyatukan perayaan besar lainnya seperti Hari Air Sedunia dan juga Hari Hutan Sedunia dengan isu lingkungan yang sedang terjadi saat ini.
Selain menjadi seniman, Wanggi juga memang selalu ikut terlibat dalam kampanye-kampanye yang menyuarakan tentang lingkungan dan juga satwa-satwa yang ada di Indonesia.
Terlebih lagi menurutnya, ia miris melihat kondisi lingkungan yang ada di Bandung saat ini dengan adanya berbagai bencana alam yang terjadi menimpa wilayah Bandung beberapa waktu yang lalu.
“Meskipun kita tidak menyuarakannya secara langsung, melalui gerakan-gerakan pantomime kami, kita bermaksud memberikan gambaran kepada semua orang bahwa kondisi alam kita ini sedang tidak baik-baik saja,” jelasnya.
Menurutnya, meskipun seni pertunjukan pantomime masih dirasa kurang memiliki banyak peminatnya, namun ia mengatakan, akan terus menyuarakan sesuatu yang dianggap genting seperti kondisi lingkungan ini.
“Kita punya cara kita sendiri ikut menyuarakan kampanye tentang lingkungan. Melalui pantomime inilah, terkadang memang sulit untuk dimengerti oleh orang lain, namun Pantomime sendiri memiliki makna yang sangat dalam ketika anda memperhatikan setiap gerak-gerik pantomime tersebut,” terangnya.
Dalam penampilannya di Hari Pantomime Sedunia tersebut, Wanggi membawakan sebuah cerita tentang bagaimana sikap pemerintah yang tidak memiliki hati nurani untuk merawat serta melestarikan alam serta mengkritisi tak adanya usaha pemulihan lingkungan hidup oleh pemerintah yang ada di wilayah Bandung.
“Hanya karena uang, alampun turut dikorbankan, sungguh kejahatan yang sangat serius,” pungkasnya.

sumber website :
http://bandung.pojoksatu.id/read/2018/03/27/prihatin-pada-krisis-lingkungan-seniman-pantomim-bandung-beraksi/2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar