Selasa, 29 Oktober 2013

Printemps Francais, Sirkus Perkawinan Budaya Indonesia dan Prancis

Monday, 03 June 2013 11:39 


MALANG - Seniman tari dan sirkus Prancis dan Indonesia berkolaborasi membawakan keindahan musim semi Prancis di Helipad Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Senin (3/6). Pertunjukan sirkus gratis oleh kelompok Chabatz d’ Entrar itu disajikan lima orang yang terdiri dari tiga orang Prancis dan dua orang Indonesia. Sepanjang pertunjukan, penonton yang mayoritas mahasiswa itu tak henti berdecak kagum melihat kelincahan para penari yang berdiri diatas egrang setinggi lebih dari 1,5 meter itu. 
Atraksi bertajuk Primtemps Francais ini merupakan hasil kerjasama Institut Français Indonesia (IFI) dengan UMM. IFI merupakan badan di bawah Kedutaan Besar Prancis di Indonesia yang sering menggelar acara budaya. Kali ini IFI menggelar festival budaya di 13 kota di Indonesia, salah satunya Malang.
Menurut Penanggung jawab budaya IFI Surabaya, Ramenda Krisna, fetsival seni budaya Prancis ini baru kali pertama digelar di Malang. ”Festival ini sudah kali ke sembilan digelar di Indonesia, dan baru kali ini digelar di Malang,” ujarnya pada Malang Post.
Pertunjukannya merupakan kreasi baru yang khusus dibuat untuk Indonesia. Dengan judul Di Sini, Sekarang dan di Sana, para pemain membawakan sirkus kontemporer dengan sempurna dan penuh makna. Penampilan pertunjukan kali ini menggunakan beberapa unsur alam berasal dari Indonesia seperti bambu untuk egrang, karpet (tikar) pandan sedangkan kostum memadupadankan batik dan kain Prancis.
Cerita yang dibawakan dalam sirkus kontemporter tersebut berkisah tentang keadaan alam yang digambarkan di hutan menuju keadaan sekarang yang bising, dengan kesibukan masing-masing orang di bumi. Sedangkan tema besarnya adalah tentang keseimbangan antara apa yang ada di alam dan apa yang kita lakukan sekarang.
“Ketika kita mengikuti modernitas bukan berarti kita meninggalkan yang sudah kita punya seperti tradisi, alam dan yang lain,” terang  Permata salah satu seniman Indonesia yang ikut bergabung dalam pertunjukan itu.
Dalam cerita ini masing-masing orang memiliki karakter yang berbeda-beda. Namun demikian, penonton bisa bebas mengintepretasikan makna dari pesan yang ada. Melihat antusiasme penonton di UMM, Krisna berjanji akan lebih sering membawa misi budaya ke kampus ini. “Tidak menutup kemungkinan kita akan tawarkan untuk membuka Warung Prancis di sini,” kata alumni UMM jurusan Ilmu Komunikasi ini. Warung Prancis adalah istilah Corner yang didirikan kedutaan Prancis untuk kampus-kampus di Indonesia. (oci/nda) 


website : http://www.malang-post.com/edupolitan/68032-primtemps-francais-sirkus-perkawinan-budaya-indonesia-dan-prancis 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar